Air Mata Rini


Ilustration

                                                                                                                                                               By: Very Hartanto


Hai Rin........ (sapa dina)


Dina adalah sahabat baik Rini semenjak duduk di bangku SMP.
Mereka adalah teman baik yang selalu saling mengisi dan saling berbagi satu dengan lainnya.
Tapi sayang akhir-akhir ini lebih tertutup dan entah mengapa sikapnya berubah 180 derajat dari biasanya.

Sepulang kuliah saat mereka bersama,
D: Rin loe sakit ya...? (Tanya Dina, khawatir)
R: Nggak kug, Gue baik-baik aja.
D: Lantas, kenapa mukamu pucat, d
an sikapmu berubah gini? Loe lagi ada masalah ya?
R: Nggak Dina sayank, Gue nggak papa.....
D: Eit's, sejak kapan loe panggil gue sayank? anyway, Loe Yakin loe nggak papa?
R: Iya Rin, gue nggak papa....

Meski begitu hati Dina tetap yakin kalau Rini lagi menyembunyikan sesuatu darinya.
Dalam hati Dina bergumam "Mungkin cuma perasaanku saja, dan bila benar semoga Rini segera terbuka dan mau bercerita kepadaku tentang apa yang sedang ia alami seperti biasanya."

Din..... Dina...... DINA.....

Suara Rini membuyarkan lamunan Dina.

R: Rumah gue belok kiri, kenapa kamu lurus terus sich? (tanya Rini kesal kepada Dina)
D: Maaf, Gue lupa.
R: Sudah 3 semester kamu selalu mengantarku pulang. Masih juga, kamu bisa lupa jalan pulang ke rumahaku.

Dina hanya tersenyum dan bergumam dalam hati, "Ini gara-gara gue khawatir sama kamu, hm...... semoga kamu benar-benar nggak kenapa-kenapa Rin."

Sesampainya dirumah, Rini langsung menyuruh Dina pulang.
Dan dina semakin heran nggak biasanya Rini seperti itu. Dan ini membuat Dina semakin yakin bahwa Rini sedang menyimpan sesuatu darinya.


Keesokan harinya, Dina selalu menengok kesebelah meja dimana biasanya Rini duduk disana.
"Hm..... Rini kemana ya? kug dia gag masuk tanpa kabar berita gini? Apa dia sakit? Sepertinya nggak, biasanya kalau sakit dia selalu menghubungiku." (Ucap Dina penasaran dalam hatinya)

Sepulang kuliah Dina langsung menuju ke rumah Rini untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan Rini sahabatnya itu.

Assalamu ala ikum..... Rin..... Rini..... Rin....

Wa alaikum sallam. (jawab Imelda(Ibunya Riri))

I: Eh Dina, apa kabar?
D: Baik tante, Rininya ada?
I: Oh, Rini ada kug dikamarnya.
D: Terimakasih Tante....

Dan seperti biasa Dina langsung menuju kamar Rini. Dan Dina ternyata mendapati sahabatnya tersebut (Rini) sedang melamun dan menangis meneteskan air mata.
Perlahan Dina mendekati sahabatnya itu, dalam hati Dina begitu penasaran kenapa Rini tampak begitu sedih.

D: Rin, kamu kenapa?

Pertanyaan Dina tersebut mengagetkan Rini...

R: Eh, kamu Din...... Nggak aku, nggak kenapa-kenapa kug...
D: Masih juga bohong, memang aku ini bukan sahabat kamu lagi ya?
R: kamu kug gitu Din?
D: habis kamu nggak mau jujur. (jawab Dina jutek)

Akhirnya Rini mau bercerita kepada Dina......

R: Sebenarnya aku malu harus bercerita tentang masalah aku ini.
D: kenapa kamu malu? aku ini khan sahabat kamu Rin....
R: Dimas..... (Dimas adalah pacar Rini semenjak SMU)
D: Ada apa dengan dimas Rin? (Dina makin penasaran)
R: Dimas, ternyata dia......
D: Dia kenapa? Selingkuh? Mutusin kamu? atau....
R: Nggak... Dimas sakit.... (Rini kembali meneteskan air mata)
D: Sakit, sakit apa? kug kamu nggak pernah cerita?
R: Dia sakit kanker, kanker otak Din.... (Air mata Rini tertumpah semakin deras)
D: APA....? (Dina tidak percaya) Apa, kamu yakin Rin? Mungkin kamu salah?
R: ........ (Rini tidak menjawab dan terus menangis)

Melihat sahabatnya yang terus menangis Dina pun turut meneteskan air mata dan berusaha menenangkan sahabatnya itu.

D: Sabar ya Rin.....!!!! Dimas pasti akan sembuh..... (Dina mencoba menguatkan Rini)
R: ........ (Rini tetap menangis)
D: Memang seberapa parah si Dimas sakit Rin?
R:.... Stadium 3...... (Air mata Rini terus mengalir dan semakin deras)

Mendengar jawaban itu Dina semakin Tidak percaya, hatinya hancur melihat sahabatnya mengalami masalah yang sedemikina besar. Dina terus berfikir untuk jalan keluar dan menenangkan Rini. Tapi, sia-sia saja.... Dan Dina semakin hancur saat mendengar.......

R: Aku...... Aku....... Aku HAMIL Din........

Dina tak bisa berkata-kata.... Ia menangis merasakan sakit yang diderita sahabatnya itu.

"Cinta adalah Rasa yang Tulus yang mampu memisahkan kasih sayang dan Nafsu. Karena nafsu membawa kita hanya kepada ke kerugian. [Very H]"

Comments

Popular posts from this blog

Siscon (Sister Complex)

Mantan yang hadir kembali (fanspage talk's)