He is My Rival

Ilustration: Rival
Tanya:
Kepada Cinta -
Aku sedang bingung, apakah aku sedang jatuh cinta atau tidak.
Pertama kali melihatnya, 4 tahun lebih yang lalu, Agustus 2006, saat pertama kali menginjakkan kaki di kampus. Semenjak itu kita jadi saling bertukar cerita, saling mengenal watak masing-masing. Dia, entah bagaimana selalu menjadi seperti sosok seorang penyelamat. Ketika aku sesat dan tak ada seorangpun yang mengingatkan, dia datang dan menarikku dari kesesatan itu. Hal itu terjadi ketika aku bolos kuliah karna sibuk kepanitiaan, kurang konsenstrasi ke kuliah karna kecapean, cuma dia yang mengingatkan aku akan tujuan awalku untuk kuliah. Memarahi, bahkan menyindir secara langsung, dan memaksa.
Dia, mengaku merasa cemburu kepada diriku, dia merasa aku gak boleh menjadi orang yang biasa saja, mengingat prestasiku di masa lalu. Tapi, Cuma itu yang ada di antara kita, hubungan yang aneh. Kita pacaran dengan orang yang berbeda pada saat yang hampir bersamaan, dan putus pada saat yang hampir bersamaan juga. Dan dengan alasan putus yang hampir sama juga, gak ada rasa, hilang, lenyap ditelan bumi.
Dia, baik banget menurutku, pada saat aku sakit, ntar bakalan ada buah-buahan mampir ke kosan ku. Selama 4 tahun aku kuliah, jarang banget kita sms-an. Mungkin hal pertama yang membuat aku memandang dia berbeda ketika di tahun 2008. Saat itu, aku lagi ikutan rekrutasi asisten pratikum, dan sayangnya aku gak lolos di tahap paling akhir, dan dia yang pertama kali menyampaikan kepadaku lewat telfon, tapi yang paling menyakitkan adalah kata-katanya saat itu. Aku lupa dia mengatakan hal apa, yang jelas, disaat aku membutuhkan dukungan, dia lah orang yang kucari. Tapi dia malah membuat joke. Well, untuk urusan kuliah, selalu dia.
Karna peristiwa itu, kita hampir gak sapaan selama sebulan, janggal banget, atau entah karena aku cemburu ketika ada orang lain yang deket dengan dia kecuali aku. Padahal kita sama-sama punya pacar. Didalam persahabatan kita, seandainya aku bisa mengatakan seperti itu, muncul seseorang, sahabat cewekku yang aku kenalin ke dia.
Kemudian, ketika kita harus magang di sebuah perusahaan, aku menawarkan ke dia untuk ikutan ke rumahku, ke tempat perusahaan dimana papaku bekerja. Saat itu kita lagi liburan semester, mau naik ke semester 7. Jadi selama sebulan lebih, dia tinggal di rumahku. Dan bisa dibilang, aku melihat sisi lain dari dirinya, dan melihat dia akrab dengan keluargaku. Rasanya nyaman banget.
Kemudian, saat semester 7, saat-saat yang mulai tegang. Kita putus dari pacar kita masing-masing, dengan berbagai macam alasan, tapi tetep ada 1 alasan yang kita sama, rasa itu sudah tidak ada lagi. Salahkan kita? Kemudian, kita bertengkar lagi untuk yang kedua kalinya. Aku lupa alasannya apa, tapi yang jelas itu hanya kesalahpahaman. Dan sekali lagi, aku merasa sangat sedih, bahkan melebihi ketika putus dengan pacar.
Itu belum seberapa, semester 8 adalah saat-saat yang sangat riskan, karena kita harus menyelesaikan skripsi. Dan hal itu bermulai dari sana. Ketika aku bilang ke dia kalau aku akan mendaftar sidang terlebih dahulu dari dia, dia mulai menjauh. Sebelum itu juga dia pernah bilang, kalau aku lulus duluan, maka dia gak bakal datang ke wisudaku. Dan ternyata bener, ketika aku sidang dan bahkan ketika aku wisuda, dia tidak ada. Bahkan ketika keluargaku datang dan menanyakan dia, aku harus sedikit white lie, bilang kalau dia ada keperluan keluarga yang sangat mendesak dan tidak bisa absen. Bisa dibilang, bokap dan nyokapku sayang kepada dia, secara dia pernah tinggal di rumahku untuk beberapa waktu.
Saat kehilangan dia, tetep aja, aku gak tau berapa banyak aku nangis, kenapa pada saat dia melihatku tidak sengaja di tengah jalan, mukanya sedepresi itu. Kenapa dia tega membuat orang tuaku sedih, yang jelas dia tahu bener kalau orang tuaku sayang banget ama dia. Kalau dia seorang sahabat, maka dia pasti akan seneng ketika aku lulus, dan akan merasa terpacu, bukan menghilang.
Didalam pikiran ku saat itu, hebat banget aku, bisa menyebabkan efek yang sangat besar untuk seseorang.  Selama hampir 6 bulan dia menghilang dari hidupku. Dia bisa bertemu dengan oranglain, tapi tidak dengan aku. Sakit banget rasanya, apakah aku saingannya? Tapi aku gak pingin dia pergi terlalu jauh, aku pingin dia tau, sejauh apapun dia, dia masih bisa menemukanku disini. Dia, satu-satunya orang yang gak rela aku lepasin.
Sampai akhirnya,awal januari tahun ini, kita contact lagi, dan dia mengatakan maaf, dan bahkan dia sendiri tidak mengerti kenapa dia bersikap seperti itu. Dan finally, kita ketemu lagi setelah hampir 6 bulan, dengan perasaan canggung, dan berbicara seolah 6 bulan ini tidak ada kejadian apa-apa. Call me stupid, setiap orang yang tau kisah ini selalu memarahiku kenapa mau membantu dia. He so cruel to me, to my mother, my family.  Tapi bagiku, ku ingin dia bahagia, atau mengurangi rasa bersalahku yang menyebabkan dia menjadi seperti ini.
Setelah itu, aku melihat banyak sisi diri dia yang baik, sisi lain dia, secara dia biasanya hanya mengejekku dan membuat aku menjadi korban. Sekarang, dia lebih seperti cowok pada umumnya. Dan entah kenapa hal itu membuatku sedikit tidak nyaman, Rasanya lebih baik seperti dulu, ketika dia masih seneng menertawakan kebodohanku. Karna itu membuatku mengharapkan lebih, yang aku tau itu gak bakal ada.
Selama sebulan lebih ini, setiap minggu aku pulang pergi Jakarta Bandung, just for him. Gak tau darimana kekuatan itu muncul, tapi agar dia bahagia, aku rela. Rasanya nyaman banget ada disamping dia, tapi tidak ada rasa deg-degn atau buttelfly effect yang biasanya aku rasakan kepada cowok-cowok terdahulu yang aku taksir.
Tapi disuatu malam, saat kita lagi ngobrol, dia bilang, kalau aku cuma teman, bahkan mungkin tidak termasuk tahap sahabat, aku adalah saingan dia. Dan tidak mungkin lebih dari itu. Dan malam itu, adalah malam paling kacau, aku pingin banget menangis, tapi tidak bisa.
Mungkinkah kita suka kepada seseorang tanpa ada rasa berdebar-debar, tapi bisa merasakan sakit sedemikian rupa?
Bahkan, keluargaku juga sangat mendukung tindakan ku yang membantu dia, banyak banget yang sayang ama dia.
Tapi sekarang, aku mempertanyakan lagi, apa yang harus aku lakukan, saat ini dia udah lulus, dan tugasku untuk membantu dia juga sudah hilang. Tapi tetep saja rasa sakit itu tidak hilang. Apa harus menyatakannya?
Tapi gak ada rasa yang berdebar-debar… Cuma ada rasa, asal ada dia disamping, itu cukup. Asal dia bahagia itu cukup, walaupun itu bukan dengan aku.
Apa ini cinta yang terlalu dalam, atau bukan cinta?
Because I will do anything to make him smile, to make him happy, because we do understand each other a lot, even though other might see it’s weird. Because he believes in me more than anyone else and he always support me.
Luna, (22th) Indonesia

Jawab:
KataCinta.Tk -

"Sebuah persaingan (Rivalitas), tidak akan pernah berakhir hingga salah satu kubu benar2 telah berakhir."

Rival...!! Ya, dia adalah teman sekaligus lawan bagimu. Tentu dia tidak rela bila kamu kalah hanya karena alasan nggak jelas seperti "Bolos" kuliah karena alasan kecapean kepanitiaan.
Itu juga terjadi sama dengan apa yang kamu rasakan. Nggak rela ia jauh. "Obsesi" mu dan dia sama. Sama2 untuk saling mengalahkan.
Mungkin bila kalian seorang petarung kalian akan terus bertarung hingga ronde terakhir / bahkan ronde2 berikutnya yang akan ditambahkn bila memungkinkan.
By the way, kamu pernah nggak baca komik "Naruto", karya  "Masashi Kishimoto"?
Bila sudah kamu pasti tahu alur cerita yang disajikan?
Ya, jalan ceritanya adalah tentang "Naruto" yang ingin menjadi seorang kage (Pimpinan desa). Tapi, bila kamu ikuti dari awal hingga episode terakhir yang kalau nggak salah hingga kini 529 episode. Cerita yang disajikan justru condong pada perseteruan "Rivalitas" antara "Naruto & Sasuke". Alur ini mulai tampak mencolok dari awal cerita "Naruto Shippunden".
Mungkin lebih jelasnya kamu bisa baca langsung cerita yang satu ini..!! Reader Online @MangaHere.Com / kamu bisa lihat beberapa episode unggahan Youtube.Com .
Kembali kepada masalah yang kamu hadapi...

Sebenarnya apa yang kamu rasakan adalah sebuah obsesi yang kamu alami untuknya. Kamu ingin dia bahagia, kamu ingin melihatnya tersenyum, kamu ingin ada disekitarnya. Ya, inilah perasaan seorang rival sejati. Yang tidak rela seorang saingannya berubah menjadi lemah / bahkan salah arah. Seperti yang dia lakukan saat menolong kamu dari kesesetanmu saat itu.
Lalu kenapa ia tidak rela kamu wisuda lebih awal darinya? Karena menurutnya itu akan mengakhiri "Rivalitas" yang terjadi di antara kalian. Kalian tidak akan bisa bersaing dalam prestasi, dalam kepopuleran / bahkan dalam cinta selama kalian tidak lagi kuliah bersama.
Sebenarnya, mudah saja membuat kalian sama2 bahagia, dan mendapatkan apa yang kalian inginkan (membuatnya tersenyum & Bahagia).
Ya, "Bersainglah" kembali. Baik dalam pekerjaan /pun dalam sebuah ajang / kompetisi. Dimana kalian dapat bertemu, menjadi teman sekaligus musuh abadi. Seperti "Hitam & Putih" yang tak terpisahkan.
Nah, musti kamu ingat..!! Kamu cewek & dia cowok. Tentu ini akan sangat berbeda bila rivalitas ini terjadi antara cowok & cowok atau juga sebaliknya cewek &  cewek. Kalian mungkin sekali akan sangat ketergantungan satu sama lain. Saling merindukan persaingan yang terjadi diantara kamu & dia. Saing merindukan betapa ia membuat mu merasa lemah tak berdaya. Dan ini adalah benih cinta. Dan inilah Rindu.
Mungkin dalam tahap ini kalian masih hanya merasakan ketergantungan karena tanpa ada kamu / dia. Kalian merasa sepi tidak ada lagi lawan yang sepadan untuk bersaing. Tapi, seiring waktu, Cinta akan menyatukan kalian. Karena ini adalah kuasa cinta dalam menyatukan 2 insan manusia.
Nah, selamat bersaing. Dan yang perlu kamu lakukan untuknya bahagia & untukmu bahagia adalah tetap bersaing untuk selamanya..! Dan semoga cinta menyatukan kalian, agar tercipta seuah cinta abadi seperti "Yin yg selalu membutuhkan Yang. Yang yg selalu membutuhkan Ying".


"Everyone can say I didn't love. But, love is never saying no when she wants to blossom."


*Salam Cinta, Echa & Very

Comments

  1. Terimakasih banyak echa & very.
    aku akan coba telusuri perasaan ini terlebih dahulu, seperti yang kalian bilang, kami adalah rival sejati.
    Karna, aku juga tidak ingin menunggu sampai 10 tahun lamanya, dan masih merasa sakit disini (*kutipan dari perahu kertas - dee)

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih... Atas koment yang kamu berikan. Ini membantu sekali untuk memotivasi kami untuk lebih baik lagi.

Salam Cinta Tari & Very

Popular posts from this blog

Siscon (Sister Complex)

Mantan yang hadir kembali (fanspage talk's)